Berbicara

Posted by
BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Ragam Aspek Berbahasa
            Hakikat belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Hakikat belajar sastra adalah memahami manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian, hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia ialah peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan dan tulis.
Sedangkan aspek berbahasa merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak bisa dipisahkan mulai dari aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari pembicara kepada pendengar. Si pembicara berdudukan sebagai komunikator sedangkan pendengar sebagai komunikan. Informasi yang disampaikan secara lisan dapat diterima oleh pendengar apabila pembicara mampu menyampaikannya dengan baik dan benar. Dengan demikian, kemampuan berbicara merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemahiran seseorang dalam penyampaian informasi secara lisan. Keempat aspek bahasa tersebut harus dikuasai betul oleh seorang pelajar.

B. Tujuan Pembelajaran Bahan Ajar
            Adapun maksud pembelajaran bahan ajar dalam Bahasa Indonesia adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara.
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan  intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.


Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan

13. Memahami unsur instrinsik novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan


13.1 Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan

13.2 Menjelaskan tema dan latar novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan

13.3 Mendeskripsikan alur novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan


Berbicara

14. Mengapresiasikan kutipan novel remaja (asli atau terjemahan) melalui kegiatan diskusi


14.1 Mengomentari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan)

14.2 Menanggapi hal yang menarik dari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan)


Membaca

15. Memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan antologi puisi


15.1 Menjelaskan alur cerita, pelaku dan latar novel remaja (asli atau terjemahan)

15.2 Mengenali ciri-ciri umum puisi dari buku antologi puisi


Menulis

16. Mengungkapkan pikiran, dan perasaan dalam puisi bebas


16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai

16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan








Berbicara
 
Text Box: Standar Kompetensi : Berbicara  14. Mengapresiasikan kutipan novel remaja (asli atau terjemahan) melalui kegiatan diskusi  Kompetensi Dasar : 14.1 Mengomentari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan)    14.2 Menanggapi hal yang menarik dari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan)    


          Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau  penyimak. Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan  pikiran secara efektif, maka sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para pendengarnya. Di samping itu dia juga harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. Ketrampilan berbicara (speaking skills) merupakan salah satu dari empat ketrampilan berbahasa disamping ketrampilan menyimak (listening skills), ketrampilan membaca (reading skills), dan ketrampilan menulis (writing skills).  
          Berbicara sebagai seni dan sebagai ilmu, jika kita memandang berbicara sebagai seni maka penekanan diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi dalam  masyarakat. Sedangkan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain :
(1) Berbicara di muka umum.
(2) Semantik (pemahaman makna kata).
(3) Diskusi kelompok.
(4) Argumentasi.
(5) Debat.
(6) Prosedur parlementer.
(7) Penafsiran lisan.
(8) Seni drama.
(9) Berbicara melalui udara.

Sedangkan jika kita memandang berbicara sebagai ilmu maka hal-hal yang perlu ditelaah antara lain :
(1) Mekanisme bicara dan mendengar.
(2) Latihan dasar bagi ujaran dan suara.
(3) Bunyi-bunyi bahasa.
(4) Bunyi-bunyi dalam rangkaian ujaran.
(5) Diftong.
(6) Konsonan.

RAGAM SENI BERBICARA
Secara garis besar berbicara dibagi atas :
I. Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang mencakup empat jenis, yaitu :
a) Berbicara dalam situasi yang bersifat memberitahukan atau melaporkan; yang bersifat informatif (informatif speaking). Berbicara untuk melaporkan, untuk memberikan informasi dilaksanakan jika seseorang berkeinginan untuk :
·        memberi atau menanamkan pengetahuan;
·        menetapkan atau menentukan hubungan-hubungan antara benda-benda;
·        menerangkan atau menjelaskan suatu proses;
·     menginterpretasikan atau menafsirkan sesuatu persetujuan ataupun menguraikan sesuatu tulisan.
b) Berbicara dalam situasi yang bersifat kekeluargaan, persahabatan (fellowship speaking).
c) Berbicara dalam situasi yang bersifat membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (peasuasive speaking).
d) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang dan hati-hati (deliberatie speaking ).

Keterampilan berbicara menunjang keterampilan bahasa lainnya. Keterampilan berbicara menunjang pula keterampilan menulis, sebab pada hakikatnya antara berbicara dan menulis terdapat kesamaan dan perbedaan. Dua-duanya bersifat produktif, dua-duanya berfungsi sebagai penyampai penyebar informasi. Bedanya terletak pada media, bila berbicara menggunakan media bahasa lisan, maka menulis menggunakan bahasa tulisan.
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia akan menjadi manusia bila hidup dalam lingkungan manusia. Lingkungan hidup manusia dapat berwujud aneka bentuk, lingkungan terkecil keluarga, dapat pula dalam bentuk pranata sosial lain, seperti perkumpulan agama, sosial, olahraga, kesenian, profesi, dan sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari ternyata manusia dihadapkan dengan berbagai kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara. Dialog dalam lingkungan keluarga antara anak dan orang tua, antara ayah dan ibu.
Di luar lingkungan keluarga juga terjadi percakapan, diskusi antara teman dengan teman, tetangga dengan tetangga, kawan sepermainan, teman kerja, dan lain-lain. Dalam semua situasi tersebut di atas dituntut keterampilan berbicara setiap individu yang ikut berpastisifasi.
Berbicara sangat berperan penting dalam pendidikan keluarga, pengajaran tatakrama selalu disampaikan atau diajarkan secara lisan.
Keterampilan berbicara dan kepemimpinan saling mempengaruhi, orang yang pintar berbicara cenderung maju kedepan. Ia juga cepat menarik perhatian orang.
Adabeberapa butir penting yang harus diperhatikan oleh guru bahasa Indonesia pada garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia pada kurikulum 1984.
1.      Tujuan kurikuler pengajaran bahasa Indonesia mengarah kepada keterampilan berbahasa.
2.      Pokok bahasan meliputi enam butir yang selalu berulang namun berbeda dalam isi atau materi, yaitu:
a.       Membaca.
b.      Kosakata.
c.       Struktur.
d.      Menulis.
e.       Pragmatik.
f.       Apresiasi bahasa dan sastra Indonesia.
3.      Secara eksplisit hanya dua dari keterampilan berbahasa yang muncul yakni keterampilan membaca dan menulis/ keterampilan berbahasa tulis.
4.      Keterampilan menyimak dan berbicara tidak dinyatakan secara eksplisit.
5.      Keterampilan menyimak dan berbicara secara inplisit tersirat dalam pokok bahasan pragmatik dan juga dalam apresiasi bahasa dan sastra.
Share on FacebookTweet on TwitterShare on Google+

You Might Also Like

Comment Now

0 komentar